Sabtu, 08 Juni 2013

TEORI KURT GOLDSTEIN



Goldstein berpendapat bahwa kepribadian tidak dapat dipahami dengan cara mengisolir tingkah laku sebab organisme beroperasi sebagai suatu kesatuan unit yang tidak akan dipahami secara menyeluruh hanya dengan mengalisis bagian-bagiannya saja. Berdasarkan pengalamannya sebagai ahli saraf, Goldstein memberikan bukti yang meyakinkan bahwa organisme manusia beroperasi sebagai suatu yang terintegrasi, keseluruhan yang interaktif bukan suatu bagian yang terpisah-pisah.
Struktur Organisme
Organisme terdiri atas anggota yang satu sama lain berhubungan dalam struktur arti tertentu, anggota-anggota ini tidak akan terlepas dan terpisah satu sama lain kecuali dalam keadaan yang tidak normal atau sangat dibuat-buat, misalnya dalam ketakutan yang amat sangat. Organisasi pokok daripada fungsinya organisme yaitu bentuk (gestalt, figure) dan dasar. suatu bentuk yaitu setiap proses yang timbul dan muncul dari suatu dasar yang merupakan latar belakangnya misalnya ketika kita melihat suatu objek dalam kamar maka objek itu adalah bentuk (gestaltnya) sedangkan keadaan kamar yang lain adalah latar belakangnya. Gestalt mempunyai latar batas-batas yang membedakanya dari lainnya, sedangkan latar belakangnya tidak.
Pada organisme, suatu anggota organisme mungkin muncul menjadi Gestalt, sedangkan sisanya menjadi latar belakangnya. Hal tersebut ditentukan oleh tugas yang dilakukan oleh organisme pada sesuatu waktu atau keadaan. Misalnya kalau seseorang dalam keadaan lapar dan dihadapkan pada mencari makan maka segala proses yang akan membantu terpenuhnya tugas tersebut akan muncul sebagai Gestalt. Hal tersebut mungkin berbentuk ingatan mengenai dimana makanan itu pernah didapatnya dahulu (menjangkau kemasa lampau), atau mungkin pengamatan terhadap makanan yang ada disekitarnya (masa kini), atau perbuatan yang sekiranya akan menghasilkan makanan (menjangkau kemasa depan). Namun jika sekiranya organisme itu mengalami perubahan, maka yang terjadi Gestalt juga akan berubah. misalnya organisme yang lapar itu menjadi sangat katakutan, maka menjadi ketakutaan itulah yang menjadi Gestalt.
Figur/gestalt mempunyai batas tertentu atau garis batas yang mengelilinginya dan memisahkannya dari lingkungannya. Sedangkan latar belakang bersifat kontinu; ia tidak hanya mengelilingi figur tetapi terus membentang di belakangnya.
Figur dibedakan menjadi dua, yakni :
1.      Figur Alamiah
Secara fungsional terletak pada latar belakang keseluruhan organisme. Goldstein menyatakan bahwa suatu bentuk adalah alamiah jika figur tersebut mencerminkan pilihan orang yang bersangkutan, dan jika tingkah laku yang ditimbulkan bersifat teratur, fleksibel dan sesuai dengan situasi.
2.      Figur tidak Alamiah
Terpisah dari seluruh organisme dan latar belakangnya juga terpisah. Hal ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa traumatik dan oleh latihan-latihan dalam keadaan yang tidak memiliki makna bagi individu.
Dalam hal ini Goldstein menekankan sifat fleksibel dan plastis proses-proses wajar yang berlawanan dengan sifat kaku proses tak wajar, ia juga mengakui bahwa aktivitas yang disenangi bisa menjadi tetapi konstan selama hidupnya tanpa kehilangan hubungan yang erat dengan seluruh organisme seluruhnya. Contoh figur yang tidak wajar, seorang anak kecil yang menghafal syair-syair lagu dan menyanyikannya tanpa mengetahui apa yang dinyanyikannya.
Goldstein membedakan antara Gestalt yang wajar dan Gestalt yang tak wajar. Gestal wajar adalah Gestalt yang secara fungsional terdapat totalitas organisme sebagai latar belakang, sedangkan Gestalt tak wajar adalah Gestalt yang terpisah dari keseluruhan organisme dan yang latar belakangnya juga bagian dari pada organisme yang terpisah (terisolasi). Gestalt yang tak wajar timbul sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang traumatis atau latihan yang berulang-ulang yang tak ada artinya bagi pribadi yang bersangkutan (drill yang mekanis). karena pendapat yang demikian itu maka Goldstein beranggapan bahwa eksperimen-eksperimen mengenai perangsang dan reaksi (sebagai bagian yang terisolasi) itu sedikit sekali artinya untuk memahami organisme.
Goldstein mengemukakan bahwa sesuatu Gestalt akan bersifat wajar kalau menunjukan pilihan si pribadi sendiri dan bila tingkah laku yang dijalankan bersifat teratur fleksibel dan sesuai dengan situasi. Dan suatu Gestalt akan bersifat tidak wajar kalau tugas dipaksakan dengan terhadap pribadi dan bila tingkah laku yang dijalankan tegar dan mekanis. misalnya orang yang dihipnotis, dia mungkin melakukan berbagai perbuatan atas suruhan si hipnotis tingkah lakunya itu adalah tidak wajar karena diasosiasikan dari kepribadian yang tidak normal. apa yang dilakukannya itu sebenarnya tidak menjelmakan pilihanya, melainkan pilihan si hipnotis, tingkah lakunya banyak sekali yang tidak sesuai dengan situasi. orang yang terhipnotis itu lebih merupakan otomat daripada pribadi.
Goldstein membedakan tiga macam tingkah laku, yaitu :
1.      perbuatan sekehendak, yaitu aktivitas yang dilakukan secara sadar
2.      sikap yang mencangkup perasaan, suasana hati, dan lain-lain pengalaman batin
3.      proses, yaitu fungsi-fungsi jasmaniah yang hanya dapat dihayati secara tak langsung.
Perbedaan struktural yang lain yang dilakukan oleh Goldstein adalah perbedaan antara tingkah laku dan tingkah laku abstrak. tingkah laku konkret berupa bereaksi terhadap perangsang dengan cara yang otomatis atau langsung, sedangkan tingkah laku abstrak adalah aksi terhadap perangsang oleh organisme. misalnya kalau seseorang menghadapi sesuatu perangsang, ia bertingkah laku konkret jika sekiranya ia bereaki terhadap perangsang tersebut sebagaimana adanya pada waktu itu, sedangkan ia bertingkah laku abstrak jika sekiranya ia berpikir tentang pola perangsang itu. jadi perbedaaan antara tingkah laku abstrak adalah perbedaan antara reaksi langsung terhadap perangsang dan reaksi terhadap perangsangtersebut setelah setelah memikirkannya.
Dinamika Organisme
Pengertian-pengertian  untuk membahas dinamika adalah : (Suryabrata, 1983).
1.      Proses Ekualisasi
Goldstein merumuskan bahwa banyaknya energi dalam organisme adalah tetap (konstan) dan cenderung untuk terbagi rata pada seluruh organisme. apabila ada perangsang, maka keadaan merata ini akan tergangu, sebab energi akan memusat pada bagian atau fungsi khusus tertentu dalam organisme, dan ini mendorong organisme untuk melakukan tingkah laku supaya energi kembali merata lagi, kambali kedalam keadaan energi terbagi merata atau keadaan seimbang inilah yang disebut proses ekualisasi.
Menurut Goldstein, ia tidak yakin bahwa sumber gangguan terutama terletak dalam faktor intraorganik, kecuali dalam keadaan tidak normal dan keadaan katastrofik yang menyebabkan isolasi dan konflik batin. Menurutnya, dalam keadaan serasi organisme akan selalu dalam keadaan seimbang.
2.      Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri ini adalah motif pokok, atau malah salah satunya motif yang mendorong tingkah laku individu (organisme). yang nampak dorongan-dorongan yang berbeda-beda seperti misalnya dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok, yaitu aktualisasi diri. Apabila seseorang lapar, dia mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin tahu, dia mengaktualisasikan diri dengan belajar.
Pemuasan setiap kebutuhan tertentu berada pada bagian terdepan bila menjadi syarat bagi realisasi diri dari seluruh organisme. Aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif dari kodrat manusia. Hal tersebut merupakan prinsip organic yang menyebabkan organisme berkembang dengan lebih penuh dan lebih sempurna.
3.      “Perjumpaan” dengan Lingkungan
Sebagai seorang tokoh aliran organismik Goldstein menekankan pentingnya faktor dalam sebagai determinan tingkah laku serta prinsip bahwa organisme mendapatkan lingkungan yang paling serasi untuk aktualisasi diri, namun tidak berpendirian ekstrem dan menganggap individu umum terhadap pengaruh luar. Goldstein mengakui pentingnya dunia objektif, baik sebagai sumber gangguan yang harus diatasi individu maupun sebagai sumber pelengkap (supply) yang dipergunakan individu untuk memenuhi cita-citanya. jadi, lingkungan menggangu organisme dengan merangsangnya sehingga perkembangan organisnya terganggu, pada sisi lain organisme yang terganggu keseimbangannya itu mencari dalam lingkungan apa yang dibutuhkannya supaya dapat mendapatkan keseimbangan batinnya. Dengan kata lain ada interaksi antara organisme dan lingkungan.
Perkembangan Organisme
Perkembangan menurut Goldstein adalah terbentuknya pola-pola tingkah laku baru (percakapan - percakapan baru) yang dapat dipergunakan oleh individu untuk memenuhi kebutuhannya yang timbul karena lingkungan tertentu dan dipenuhi oleh lingkungan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar