Senin, 19 Mei 2014

Manusia di Persimpangan (Milli dan Nathan)

Manusia di Persimpangan 
Dia tidak tau harus kemana
ke kanan atau ke kiri
Dia tidak tau karena hanya sendirian
Tidak ada tempat bertanya
Daripada terdiam ,duduk menunggu kanan atau kiri, dia memilih untuk mundur ...
Mundur lebih baik baginya daripada berhenti berjalan
Berjalan mundur itu tidak bisa secepat berjalan maju
Jika terburu-buru dia bisa jatuh ...
Tetapi itu lebih baik daripada bertaruh pada jalan yang tak pasti di persimpangan
Saat ini dia membutuhkan seseorang untuk menuntunnya berjalan mundur ,agar ketika jatuh dia tidak merasa sendirian ,ada tempat baginya untuk berbagi rasa sakit agar dapat berkurang dan ada tempat baginya untuk berbagi kebahagiaan supaya bisa berlipat ganda ...

Dia adalah manusia yang selalu bingung menentukan arah...
belok kanan belok kiri atau lurus saja...
Dia hanya tau dia harus terus berjalan tidak boleh berhenti...
Sampai di satu titik..
Ketika sebuah kebuntuan menghadangnya dari pada memilih berhenti...Dia memilih untuk mundur lagi kebelakang..Karena yang terpenting baginya adalah terus dan terus berjalan....
Dia adalah manusia yang selalu merasa melewati jalan yang asing....
Mencari entah apa... Berlari entah untuk apa
Ratusan persimpangan di lewati lalu diabaikan..Hingga kerinduan menjelma menjadi bayangan sepanjang jalan...
Ia terus berjalan tanpa tau kapan ia harus berhenti...
Seperti perahu tanpa tau harus berlabuh dimana...Seperti kumbang yang tak pernah menemukan bunga...
Ia terus,, terus,, dan terus berjalan.

Senin, 12 Mei 2014

Fav Song: Fix You (Lirik lagu)

Halloo... Hollaaa...
Kali ini aku mau share lagu favorite banget deh, entah kenapa baru suka banget sama nih lagu akhir-akhir ini....

When you try your best, but you don’t succeed
(saat kau telah berusaha sebaik mungkin namun gagal)
When you get what you want, but not what you need
(saat kau dapatkan yang kau inginkan namun bukan yang kau butuhkan)
When you feel so tired, but you can’t sleep
(saat kau sangat letih tapi tak mampu beristirahat)
Stuck in reverse
(terperangkap dalam kemunduran)
 
And the tears come streaming down your face
(dan air mata mengalir deras di wajahmu)
When you lose something you can’t replace
(ketika kau kehilangan sesuatu yang tak tergantikan)
When you love someone, but it goes to waste
(ketika kau mencintai seseorang namun sepertinya sia-sia belaka)
Could it be worse?
(burukkah itu?)

Lights will guide you home
(cahaya akan menuntunmu kembali)
And ignite your bones
(dan menguatkan tulang-tulangmu)
And I will try to fix you
(dan akan kucoba memulihkanmu)

And high up above or down below
(dan kebahagiaan maupun derita)
When you’re too in love to let it go
(ketika kau terlalu mencinta sehingga tak sanggup membiarkannya pergi)
But if you never try you’ll never know
(namun jika tak kau coba kau tak akan pernah tahu)
Just what you’re worth
(seberharga apakah dirimu)

Lights will guide you home
(cahaya akan membawamu pulang)
And ignite your bones
(dan menguatkan tulang-tulangmu)
And I will try to fix you
(dan akan kucoba menyembuhkanmu)

Tears stream down your face
(air mata mengalir deras di wajahmu)
When you lose something you cannot replace
(saat kau kehilangan sesuatu yang tak tergantikan)
Tears stream down your face
(air mata mengucur deras di wajahmu)
And I…
(dan aku…)

Tears stream down your face
(air matamu mengalir deras)
I promise you I will learn from my mistakes
(aku berjanji padamu akan belajar dari tiap kesalahanku)
Tears stream down your face
(air matamu mengucur deras)
And I…
(dan aku…)
 
Lights will guide you home
(cahaya akan menuntunmu kembali)
And ignite your bones
(dan menguatkan tulang-tulangmu)
And I will try to fix you
(dan akan kucoba memulihkanmu)

Angkutan umum ke Menara permai Cileungsi

Buat kalian para job seeker di jadebotabek pasti tidak asing dengan kawasan industri menara permai cileungsi. Kali ini saya akan memberikan info mengenai angkutan umum ke menara permai cileungsi.

1. Dari bekasi : dari terminal bekasi naik bus jurusan bekasi-bogor (via cileungsi), turun di perempatan cileungsi, lalu naik 64 ke arah citereup minta turun di menara permai bayar 3ribu perak (± 100m dari PT JS Jakarta), trus naik ojeg ke dalam kawasan.

2. Dari Jakarta: Naik 121 dari terminal kampung rambutan turun di perempatan cileungsi bayar 7ribu perak, lalu naik 64 ke arah citereup minta turun di menara permai bayar 3ribu perak (± 100m dari PT JS Jakarta), trus naik ojeg ke dalam kawasan. *naik 121 jurusan kp.rambutan-cileungsi, jangan naik 121A*

3. Dari bogor: dari terminal baranang siang naik bus jurusan bogor-bekasi (via cileungsi) turun di menara permai, trus naik ojeg ke dalam kawasan..

4. Dari Cibinong: dari pasar cibinong/citereup/ pintu tol citereup naik 64 ke arah cileungsi, turun di menara permai, trus naik ojeg ke dalam kawasan..

5. Dari Ciawi: naik T02 jurusan ciawi-cileungsi turun di perempatan cileungsi lalu naik 64 ke arah citereup minta turun di menara permai bayar 3ribu perak (± 100m dari PT JS Jakarta), trus naik ojeg ke dalam kawasan.

Sabtu, 10 Mei 2014

Definisi Bimbingan, Konseling, Konsultasi, Psikoterapi

Bimbingan:
  • Miller dalam Surya (1988) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, dan masyarakat. 
  • Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri. 
  • Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. 
  •  Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 
  •  Bimo Walgito (2004: p. 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Konseling:
  • American Personnel and Guidance Assosiation (APGA) menefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih secara professional dan individ yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Nugent, 1981). 
  •  Konseling (counseling) disebut penyuluhan, adalah suatu bentuk bantuan. Suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan professional pada pemberi layanan. (Andi Mappiare AT; pengantar konseling & psikoterapi).
  • Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien dimana seorang terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. 
  • Edwin C. Lewis (1970), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
  •  Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. 
Konsultasi
a.        Konsultasi ialah suatu proses yang biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan yang sama ditandai dengan saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka, bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah, menyatukan sumber-sumber pribadi untuk mengenal dan memilih strategi yang mempunyai kemungkinan dapat memeccakan masalah yang telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan. (Zins, 1993)
b.    Konsultasi merupakan proses pemberian bantuan dalam upaya mengatasi masalah klien secara tidak langsung (Marsudi, 2003).
c.   Konsultasi, dijelaskan bahwa dalam proses konsultasi akan melibatkan tiga pihak, yaitu konselor, konsultee, dan pihak ketiga atau konseli. Ketiga pihak ini disebut sebagai layaan konsultasi. Ketiga komponen layanan konsultasi tersebut enjadi syarat untuk menyelenggarakan kegiatan layanan. (Dougherty).
d.      Konsultasi adalah teknik layanan untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara konselor dengan klien (Watson 1996) 

Psikoterapi: 
Psikoterapi dalah perawatan dengan menggunakan alat-lat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan professional dengan pasien, yang bertujuan: (1) menghilangkan, mengubah, atau menemukan gejala-gejala yang ada. (2) memperantai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif. (Lewis R wolberg. MO (1997) dalam buku yang berjudul the technique of pshychoterapy.

Psikoterapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekontruksi pribadi dan pengubahan besar dalam struktur kepribadian. (Andi Mappiare; pengantar konseling & psikologi).

Dalam kamus psikolodi disebutkan bahwa arti psikoterapi ialah penerapan teknik psikologi dalam upaya penyembuhan penyakit atau kelainan mental (Waluyo, 1990) 

(Warson dan Morse) Psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang pasien dan terapis pada mana memiliki dari interaksi. Karena mencari bantuan psikologis dan terapi menyusun interaksi dengan menggunakan dasar psikologis untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupanya dengan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakanya. 

(C. P. Chaplin) Dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru ataupun teman

Jumat, 09 Mei 2014

Proses Terapi Kognitif

Lebih daripada teori-teori terapi lain, terapi kognitif ini disusun dalam pendekatannya. Sesi  paling penting adalah  dengan penilaian masalah, pengembangan hubungan kolaboratif, dan konseptualisasi kasus. Ketika terapi berlangsung, pendekatan penemuan terbimbing digunakan untuk membantu klien belajar tentang pemikiran tidak akurat mereka. Aspek penting lain dari proses terapeutik adalah metode untuk mengidentifikasi pikiran otomatis dan tugas pekerjaan rumah, yang dilakukan di seluruh terapi. Sebagai klien,mencapai tujuan mereka, pemutusan direncanakan, dan klien bekerja pada bagaimana mereka akan menggunakan apa yang telah mereka pelajari ketika terapi  telah berhenti. Ketika  terapi berlangsung, klien berpindah dari mengembangkan wawasan ke dalam keyakinan mereka untuk bergerak menuju perubahan. Terutama dengan masalah sulit dan kompleks, wawasan ke dalam pengembangan skema kognitif negatif adalah penting. Semua aspek dari proses terapeutik dijelaskan lebih lengkap di sini.
  • Guided Discovery
Kadang-kadang disebut dialog Socratic, guided discovery membantu klien mengubah kepercayaan dan asumsi maladaptif. Terapis memandu klien dalam menemukan cara-cara baru berpikir dan berperilaku dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang menggunakan informasi yang ada untuk menantang keyakinan.
[Klien:] saya merasa takut ketika saya melaporkan pekerjaan saya pada hari Senin, orang akan berpikir saya tidak dapat melakukan pekerjaan itu.
[Therapist:] Apa yang membuat anda berasumsi seperti itu?
[Klien:] Seperti saya dapat membaca pikiran, sepertinya saya tahu apa yang akan terjadi.
[Therapist:] Dan apa asumsi yang anda buat?
[Klien:] Bahwa aku tahu apa yang rekan-rekan baru saya, akan pikirirkan tentang saya.
  • Teknik tiga pertanyaan
Suatu bentuk khusus dari metode Socratic (Socratic method), teknik three-question yang terdiri dari serangkaian tiga pertanyaan yang dirancang untuk membantu klien merevisi pemikiran negatif. Setiap pertanyaan menyajikan cara bertanya lebih lanjut ke keyakinan negatif dan membawa keyakinan tentang berpikir lebih objektif.
1.      Apa bukti untuk keyakinan (belief) ?
2.      Bagaimana Anda dapat menafsirkan situasi?
3.      Jika itu benar, apa dampaknya?
Sebuah contoh singkat dari teknik ini menunjukkan bagaimana perpanjangan dari metode  Socratic dan bagaimana dapat membantu individu mengubah kepercayaan mereka. Liese (1993) memberikan contoh, dokter menggunakan teknik tiga pertanyaan pada  pasien AIDS.
Dr: Jim, Anda mengatakan kepada saya beberapa menit yang lalu bahwa beberapa orang akan mencemooh Anda ketika mereka belajar tentang penyakit anda. (Refleksi) Apakah Anda punya bukti untuk keyakinan ini?
Jim: Saya tidak memiliki bukti apapun. Saya hanya merasa seperti itu.
Dr: Anda ". Hanya merasa seperti itu" (refleksi) Bagaimana lagi Anda melihat situasi?
Jim: Saya kira teman saya yang sesungguhnya tidak akan meninggalkan saya.
Dr: Jika beberapa orang pada kenyataannya, meninggalkan Anda, apa implikasinya?
Jim: Saya kira itu akan ditoleransi, selama teman saya yang sebenarnya tidak meninggalkan saya. (Liese, 1993).
  • Menentukan pikiran otomatis
Awal intervensi penting adalah meminta klien untuk mendiskusikan dan merekam pikiran negatif. Menentukan pengalaman menggunakan Pemikiran disfungsional Record (Gambar 10.3) dan membawa mereka ke sesi berikutnya dapat membantu untuk bekerja di sesi mendatang. Contoh pikiran otomatis  dan membantu pasien memahami mereka diberikan di sini.
Selama sesi pertama, saya meminta klien saya seberapa sering ia berpikir bahwa ia memiliki pikiran  negatif. Ia merespon  bahwa ia memiliki pikiran negatif  beberapa kali. Berikan ia  Beck Depression Inventory of 38, pemikiran saya adalah bahwa ia akan memilikinya  banyak,  lebih banyak lagi. Dia memperkirakan tidak lebih dari 2-3 hari. Sebagai pekerjaan rumah tugas saya memintanya untuk merekam sebanyak merekam pikirannya. Saya memperkirakan bahwa ia mungkin memiliki pikiran negatif beberapa hari, dan bahwa pada akhir minggu ia mungkin akan memiliki 50 pengalaman dicatat. Dia dengan cepat menjawab: "Aku akan tidak pernah dapat melakukannya. Akan terlalu sulit bagi saya. Aku hanya akan gagal ". Tanggapan saya adalah untuk menunjukkan bahwa ia sudah punya tiga dan hanya dibutuhkan 47 lagi. (Freeman et al. 1990, hlm 12-13)
  • Pekerjaan rumah
Banyak pekerjaan dalam terapi kognitif terjadi antara sesi sehingga bahwa keterampilan dapat diterapkan pada kehidupan nyata, bukan hanya sekedar di kantor (JS Beck & Tompkins, 2007). Tugas khusus diberikan untuk membantu klien mengumpulkan data, tes kognitif dan perubahan perilaku, dan bekerja pada bahan yang dikembangkan pada sesi sebelumnya. Jika klien tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, fakta ini dapat berguna dalam memeriksa masalah dalam hubungan antara klien dan terapis atau disfungsional keyakinan tentang melakukan pekerjaan rumah (JS Beck, 2005). Secara umum, pekerjaan rumah didiskusikan dan baru dikembangkan di setiap sesi.
  • Format Sesi
Meskipun terapis mungkin memiliki format mereka sendiri bahwa mereka beradaptasi untuk masalah klien yang berbeda, ada topik tertentu yang harus ditangani dalam sesi terapi (J. S. Beck, 1995). Terapis memeriksa suasana hati klien dan bagaimana yang ia rasakan sekarang. Biasanya, terapis dan klien menyepakati agenda untuk sesi terapi, sebagian, penelaahan peristiwa dari minggu lalu dan pada penekanan masalah yang mungkin muncul. Juga, terapis meminta umpan balik tentang sesi sebelumnya dan kekhawatiran atau masalah yang klien miliki tentang masalah yang terjadi sejak pertemuan terakhir. Terapis dan klien mereview pekerjaan rumah dan bekerja sama untuk melihat bagaimana klien bisa mendapatkan lebih dari itu. Biasanya, fokus utama dari sesi ini adalah pada masalah klien yang diajukan di awal dari jam terapi. Setelah ditangani dengan item tertentu, pekerjaan rumah baru diberikan relevan dengan perhatian utama klien. Umpan balik dari klien tentang sesi merupakan elemen penting dari hubungan kolaboratif antara terapis dan klien.
  • Termination
Pada awal sesi pertama, mungkin termination akan direncanakan. Sepanjang treatment, ahli terapi mendorong pasien untuk memantau pikiran atau perilaku mereka, melaporkan mereka, dan mengukur kemajuan menuju tujuan mereka. Dalam penghentian fase, terapis dan klien mendiskusikan bagaimana klien dapat melakukan ini tanpa terapis. Pada dasarnya, klien menjadi terapis sendiri. Sama seperti klien mungkin memiliki kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan mungkin kambuh menjadi pola pikir atau perilaku yang lama, mereka bekerja pada bagaimana  menangani masalah yang sama dan peristiwa setelah terapi berakhir. Umumnya, frekuensi sesi terapi berangsur-angsur berkurang, dan klien dan terapis dapat bertemu setiap 2 minggu atau sebulan sekali.
Meskipun terjadi masalah dalam terapi yang mungkin membutuhkan perubahan terapi proses yang dijelaskan di sini, kekhususan dari pendekatan terapi, penekanan pada pikiran, dan penggunaan pekerjaan rumah yang khas. Sepanjang proses terapi, sejumlah strategi digunakan untuk membawa perubahan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan. Beberapa akan didiskusikan kemudian.
  • Teknik Terapeutik
Berbagai macam teknik kognitif yang digunakan dalam membantu klien mencapai tujuan mereka. Beberapa teknik fokus pada mendapatkan dan menantang pikiran-pikiran otomatis, yang lainnya fokus pada asumsi maladaptif atau skema kognitif yang tidak efektif. Pendekatan umum dalam terapi kognitif tidak menafsirkan pikiran-pikiran otomatis atau keyakinan irasional, tetapi untuk memeriksa melalui eksperimen atau analisis logis. Sebagai contoh sebuah eksperimen akan meminta klien yang merasa bahwa tidak ada yang akan memperhatikan dia untuk memulai pembicaraan dengan dua kenalan dan mengamati bagaimana mereka dapat melakukannya atau gagal. Contoh pertanyaan logika untuk klien, ketika klien mengatakan "Saya tidak pernah bisa melakukan sesuatu dengan benar," untuk bertanya "Apakah Anda melakukan sesuatu dengan benar hari ini?"Kognitif terapis juga menggunakan teknik untuk membantu klien dengan perasaan dan perilaku. Banyak teknik terapi kognitif yang berbeda digambarkan oleh Freeman (1987), Dattilio dan Freeman (1992), Leahy (2003), JS Beck (1995, 2005), dan Ledley, Marx, dan Heimberg (2005). Barlow (2007) menggambarkan teknik yang digunakan untuk berbagai gangguan di Buku Pegangan Klinis Gangguan Psikologis. Bagian berikut ini menjelaskan delapan strategi umum untuk membantu klien mengubah pola pikir tidak membantu.
  • Memahami makna istimewa.
Kata yang berbeda dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang-orang, tergantung pada pikiran-pikiran otomatis dan skema kognitif masing-masing. Seringkali tidak cukup bagi terapis untuk menganggap bahwa mereka tahu apa artidari kata-kata tertentu bagi klien. Misalnya, orang depresi sering cenderung menggunakan kata-kata yang tidak jelas seperti marah, pecundang, depresi, atau bunuh diri. Dengan bertanya pada klienmaka membantu baik terapis dan klien untuk memahami proses berpikir klien.
[Klien:] Aku seorang pecundang sejati. Semua yang saya lakukan menunjukkan bahwa aku benar-benar pecundang.
[Therapist:] Anda berkata bahwa Anda pecundang. Apa artinya menjadi pecundang?
[Klien:] Untuk tidak pernah mendapatkan apa yang Anda inginkan, dan gagal dalam segala hal.
[Therapist:] Gagal dalam hal apa saja?
[Klien:] Yah, saya tidak persis gagal dalam banyakhal.
[Therapist:] Kalau begitu mungkin Anda dapat memberitahu saya bagaimana kegagalan Anda, karena saya mengalami kesulitan memahami bagaimana Anda menjadi pecundang.
  • Menantang pikiran absolut.
Klien sering memunculkanpikiran distress mereka melalui pernyataan ekstrim seperti "Semua orang di tempat kerja lebih pintar dari aku." Pernyataan seperti itu menggunakan kata-kata seperti semuaorang, selalu, tidak pernah, tidak ada satu, dan sepanjang waktu. Seringkali membantu bagi terapis untuk mempertanyakan atau menantang pernyataan mutlak sehingga klien dapat lebih akurat, seperti dalam contoh berikut:
[Klien:] Semua orang di tempat kerja lebih pintar dari saya.
[Therapist:] Semua orang? Setiap orang bekerja lebih pintar dari Anda?
[Klien:] Yah, mungkin tidak. Ada banyak orang di tempat kerja, saya tidak terlalu mengenal baik semua. Tapi bos saya tampaknya lebih pintar, dia tampaknya benar-benar tahu apa yang akan terjadi
[Therapist:] Maksudnya bagaimana,  tadi Anda bilang semua orang di kantor jauh lebih pintar dari Anda dan kini menjadi hanya bos anda yang lebih pintar.
[Klien:] Saya kira itu hanya bos saya. Dia memiliki banyak pengalaman dalam bidang saya dan sepertinya tahu apa yang harus dilakukan.
  • Reattribution.
Klien mungkin bersifat tanggung jawab untuk situasi atau peristiwa kepada diri mereka sendiri ketika mereka memiliki sedikit tanggung jawab untuk aktivitas tersebut. Dengan menempatkan menyalahkan pada diri mereka sendiri, klien dapat merasa lebih bersalah atau tertekan. Menggunakan teknik reattribution, terapis membantu klien mendistribusikan tanggung jawab untuk suatu kejadian, seperti dalam contoh ini:
[Klien:] Jika bukan karena saya, pacar saya tidak akan meninggalkanku.
[Therapist:] Seringkali ketika ada masalah dalam suatu hubungan, semua pihak berkontribusi untuk itu. Mari kita lihat apakah itu semua kesalahan Anda, atau jika Beatrice juga mungkin telah memainkan peran dalam ini.
  • Pelabelan dari distorsi.
Sebelumnya, beberapa distorsi kognitif seperti All-or-nothing thinking, generalisasi yang berlebihan, dan selektif abstraksi digambarkan. Pelabelan distorsi tersebut dapat membantu klien dalam mengkategorikan pikiran otomatis yang mengganggu penalaran mereka. Sebagai contoh, klien yang percaya bahwa ibunya selalu mengkritik dia mungkin akan diminta untuk mempertanyakan apakah ini adalah distorsi dan apakah dia terlalu mengeneralisasi tentang perilaku ibunya.
  • Decatastrophizing
(Menganggap semua sebagai bencana). Klien mungkin sangat takut akan suatu hasil yang tidak mungkin terjadi. Sebuah teknik yang sering bekerja dengan rasa takut ini adalah teknik "bagaimanajika..". Hal ini terutama tepat ketika klien bereaksi berlebihan terhadap hasil yang mungkin terjadi, seperti dalam kasus ini:
[Klien:] Jika saya tidak membuat daftar dekan semester ini, banyak hal akan berakhir bagi saya. Saya akan berantakan, saya tidak akan pernah masuk ke sekolah hukum.
[Therapist:] Dan jika Anda tidak membuat daftar dekan, apa yang akan terjadi?
[Klien:] Yah, itu akan mengerikan, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan.
[Therapist:] Yah, apa yang akan terjadi jika Anda tidak membuat daftar dekan?
[Klien:] saya kira itu akan berpengaruh pada nilai saya. Akan ada perbedaan antara mendapatkan semua nilai B dan jika tidak membuat daftar dekan akan mendapatkan semua nilai C.
[Therapist:] Dan jika Anda mendapatkan semua nilai B?
[Klien:] saya rasa tidak akan terlalu buruk, saya bisa berbuat lebih baik semester berikutnya.
[Therapist:] Dan jika Anda mendapatkan semua nilai C?
[Klien:] Itu benar-benar tidak mungkin, aku melakukan jauh lebih baik di kelas saya. Hal tersebut mungkin akan mengecilkan kesempatan saya untuk sekolah hukum, tapi saya mungkin bisa pulih.
  • Menantang pemikiran semua atau tidak sama sekali(Challenging all-or-nothing thinking).
Kadang-kadang klien menjelaskan hal-hal sebagai semua atau tidak atau karena semua hitam atau putih semua. Pada contoh sebelumnya, klien tidak hanya sebagai catastrophizing tentang nilai-nilai tetapi juga dikotomi mengenai ide membuat atau tidak membuat daftar dekan. Daripada menerima ide daftar dekan versus tidak daftar dekan, terapis menggunakan proses yang disebut scaling, yang ternyata dikotomi ke dalam sebuah kontinum. Dengan demikian, nilai dilihat sebagai yang bervariasi dalam derajat; klien akan merespon secara berbeda terhadap kemungkinan mendapatkan 3.0 daripada sebuah 3,25 daripada kemungkinan daftar dekan atau tidak daftar dekan.
  • Daftar kelebihan dan kekurangan.
Terkadang akan sangat membantu bagi klien untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan keyakinan tertentu atau perilaku mereka. Sebagai contoh, mahasiswa dapat menuliskan keuntungan dari mempertahankan keyakinan "Saya harus membuat daftar dekan" dan kelemahan berkeyakinan tersebut. Pendekatan ini agak mirip dengan scaling, sebagai daftar keuntungan dan kerugian dari keyakinan individu membantu menjauh dari posisi semua-atau-tidak ada.
  • LatihanKognitif.
Gunakan imajinasi dalam menangani kejadian yang akan datang dapat membantu. Seorang wanita mungkin memiliki gambar berbicara dengan atasannya, meminta kenaikan gaji, dan kemudian diberitahu, "Beraninya kau bahkan berbicara dengan saya tentang hal ini?" Citra destruktif dapat diganti melalui latihan kognitif. Wanita itu bisa membayangkan dirinya berbicara dengan bosnya dan memiliki wawancara yang berhasil di mana bos mendengarkan permintaannya. Latihankognitif dapat dilakukan agar wanita itu menyajikan permintaan sendiri dengan cara yang tepat, dengan bos tidak memberikan permintaan dalam satu contoh dan bos pemberian permintaan di keadaanlain. Terapis meminta dia untuk membayangkan wawancara dengan bos dan kemudian bertanya pertanyaan-pertanyaan klien tentang wawancara yang dibayangkan.
Strategi kognitif lain berguna mengikuti pola yang sama. Mereka mempertanyakan skema kognitif klien dan pikiran otomatis. Selain teknik kognitif, terapis kognitif dapat menggunakan teknik perilaku seperti penjadwalan kegiatan, latihan perilaku, keterampilan pelatihan sosial, bibliotherapy, pelatihan assertif, dan latihan relaksasi. Dalam praktek psikoterapi, banyak dari teknik ini digunakan pada waktu yang berbeda dalam proses terapi untuk membawa perubahan dalam kognisi, perasaan, dan perilaku.

Kamis, 08 Mei 2014

Macam-macam Distorsi kognitif

Distorsi kognitif muncul saat pengolah informasi tidak akurat atau tidak efektif. Dalam karya aslinya tentang depresi, Beck (1967) mengindentifikasi beberapa distorsi kognitif yang signifikan yang dapat diindentifikasi dalam proses berfikir orang yang depresi.

Freeman (1987) dan DeRubeis, Tang dan Beck (2001) membahas berbagai distorsi kognitif umum yang dapat ditemukan pada gangguan psikologis yang berbeda. Sembilan diantaranya dijelaskan disini: all-or-nothing thinking , abstraksi selektif, membaca fikiran, prediksi negatif, sebuah bencana, generalisasi yang berlebihan, pelabelan dan mislabeling, pembesaran dan minimalisasi, dan personalisasi.

All-or-nothing thinking. Dengan berfikir bahwa sesuatu harus baik dan persis seperti apa yang kita inginkan atau itu sebuah kegagalan. Kita terlibat all-or-nothing, atau berfikit dikotomis. Seseorang mahasiswa yang mengatakan “ kecuali saya yang mendapatkan nilai A pada ujian, saya telah gagal” ini adalah terlibat dalam all-or-nothing thinking. Nilai A- (A minus) dab B dipandang sebagai suatu kegagalan.

Selektif Abstraksi(Selective abstraction). Kadang-kadang manusai memilih ide atau fakta dari suatu peristiwa untuk mendukung pemikiran mereka menjadi depresi atau negatif. Sebagai contoh, seorang pemain bisbol yang telah memiliki beberapa hits dan bermain tangkas sukses dan fokus pada kesalahan yang telah dibuatnya dan berada disitu saja. Dengan demikian, pemain bisbol telah selektif menyarikan suatu cara dari serangkaian acara untuk menarik kesimpulan negatik dan merasa depresi.

Membaca Pikiran(Mind reading). Hal ini mengacu pada gagasan bahwa kita tahu apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Misalnya, seorang pria dapat menyimpulkan bahwa temannya tidak lagi suka pada dirinya karena dia tidak akan pergi berbelanja dengan dia. Bahkan, temannya mungkin memiliki banyak alasan, seperti komitmen lain, bukan untuk berbelanja.

Prediksi Negatif(Negative prediction). Ketika seorang individu percaya bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan tidak ada bukti yang mendukung hal ini, ini merupakan presiksi negatif. Seseorang bisa memprediksi bahwa ia mungkin gagal ujian, meskipun ia telah melakukan  hal yang baik pada sebelum ujian untuk persiapan ujian mendatang. Dalam hal ini, kesimpulan tentang pikiran negatif tidak didukung oleh fakta.

Sebagai bencana(Catastrophizing). Dalam distorsi kognitif, individu membayangkan suatu aktifitas mereka menjadi suat kekhawatirang dan menjadikan mereka takut. Jadi “saya tahu ketika saya bertemu dengan manager regional, saya akan mengatakan suatu hal yang bodoh yang akan membahayakan perkerjaan saya. Saya tahu saya akan mengatakan sesuatu yang membuat ia tidak akan mempertimbangkan tentang kemajuan saya”. Ternyata suatu pertemuan penting dapat menjadi suatu bencana.

Generalisasi yang berlebihan(Overgeneralization). Membuat aturan berdasarkan beberapa kejadian negatif, individu mendistorsi pemikiran mereka melalui generalisasi yang berlebihan. Misalnya, seorang mahasiswa sekolah tinggi dapat menyimpulkan bahwa “ karena saya melakukan  hal yang buruk pada matematika, maka saya bukan murid yang baik”. Dengan demikian pengalaman negatif dengan beberapa peristiwa dapat digeneralisasikan ke dalam sebuah aturan yang dapat mempengaruhi perilaku dimasa depan.

Pelabelan dan mislabeling (Labeling and mislabeling). Sebuah pandangan negatif tentang diri sendiri yang diciptakan oleh diri sendiri berdasarkan ksalahan dan kecerobohan. Seseorang yang telah memiliki beberapa insiden canggung dengan kenalan mungkin menyimpulkan “ saya merasa tidak populer. Saya seorang pecundang” dari pada “ saya merasa canggung apabila berbicara dengan Harriet. “ dalam pelabelan dan mislabeling dnegan cara ini. Individu fapat menciptakan rasa yang tidak akurat dalam diri atau identitasnya. Pada dasarnya pelabelan dan mislabeling adalah contoh dari genenralisasi pandangan seseorang sedemikian rupa bahwa pandangan seseorang tentang dirinya sendiri dipengaruhi.

Pembesaran atau minimalisasi(Magnification or minimization). Distorsi kognitif dapat terjadi ketika individu memperbesar ketidaksempurnaan dan meminimalisasikan poin yang baik. Mereka yang menyebabkan kesimpulan dan mendukung kepercayaan yang rendah diri dan perasaan depresi. Contoh dari pembesaran adalah atlet yang menderita tegang otot memikirkan “ aku tidak dapat bermain hari ini. Karir atletik saya mungkin lebih baik”. Sebaliknya contoh minimalisasi “ meskipun aku mengalami hari baik dalam permainan ini. Ini tidak cukup memenuhi standart saya”. Dalam kesalahan pembesaran dan minimalisasi, atlet cenderung merasa tertekan.

Personalisasi(Personalization). Mengambil suatu peristiwa yang tidak berhubungan dengan individu yang membuatnya bermakna menghasilkan distorsi kognitif personalisasi. Contohnya “ selalu hujan ketika saya mempunyai rencana untuk piknik” dan “ setiap kali saya kepusat perbelanjaan, selalu ada kemacetan yang luar biasa” manusia tidak menyebabkan hujan dan lalu lintas, hal ini diluar kendali manusia.

Jika seseorang sering mengalami distorsi kognitif maka dapat menyebabkan tekanan psikologis atau gangguan. Membuat kesimpulan dan menarik suatu perilaku adalah bagian yang penting dari fungsi manusia. Individu harus memantau apa yang mereka lakukan kemudian menilai kemungkinan hasil untuk membuat rencana tentang kehidupan sosial, kehidupan romantis, dan karir. Ketika distorsi kognitif sering terjadi, individu tidak dapat lagi melakukan hal ini , dan bisa mengalami depresi atau kecemasan atau gangguan lainnya. Terapis kognitif membantu pasien dalam memahami kesalahan mereka dan membuat perubahan dalam pemikiran mereka.