1.1 Pengertian Motivasi
Kerja
Motivasi terbentuk dari
sikap (attitute) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip terhadap situasi
kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal. Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental yang siap
sedia secara psikofisik (siap
secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan dalam
bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi
serta berusaha keras mencapai target kerja (tujuan utama organisasi).
1.2 Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan, yaitu:
a.
Prinsip
partisipasi; Dalam
upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
b.
Prinsip
Komunikasi; Pemimpin
mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian
tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
c.
Prinsip
mengakui andil bawahan; Pemimpin
mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian
tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
d.
Prinsip
pendelegasian wewenang; Pemimpin
yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu-waktu dapat mangambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya,
akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
e.
Prinsip
memberi perhatian; Pemimpin
memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan
memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
1.3 Teroi-teori Motivasi
Secara psikologis, aspek yang sangat penting dalam kepemimpinan
kerja adalah sejauhmana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar
mereka mampu bekerja produktif dengan penuh tanggung jawab. Hal ini karena
beberapa alasan, antara lain:
·
Karyawan
harus didorong untuk bekerjasama dalam organisasi.
·
Karyawan
harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntutan kerja.
·
Motivasi
karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam
memelihara dan mengembangkan SDM dalam organisasi.
Teori motivasi dipahami agar pimpinan mampu mengidentifikasi apa
yang memotivasi
karyawan bekerja, hubungan perilaku kerja dengan motivasi dan mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori-teori motivasi
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
·
Teori
motivasi dengan pendekatan isi (Content Theory).
·
Teori
motivasi dengan pendekatan proses (Process Theory).
·
Teori
motivasi dengan pendekatan penguat (Reinforcement Theory).
Teori motivasi dengan pendekatan isi lebih banyak menekankan pada
factor apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya
teori motivasi Abraham Maslow. Teori motivasi pendekatan proses tidak hanya
menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan bertindak, tetapi juga
bagaimana karyawan tersebut termotivasi. Contohnya teori motivasi berprestasi
dari David Mc.Clelland. Teori motivasi dengan pendekatan penguat, lebih
menekankan pada faktor-faktor yang dapat meningkatkan suatu tindakan dilakukan
atau yang dapat mengurangi suatu tindakan. Contohnya teori motivasi dari
Skinner (Operant Conditioning).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar