Goldstein berpendapat bahwa
kepribadian tidak dapat dipahami dengan cara mengisolir tingkah laku sebab
organisme beroperasi sebagai suatu kesatuan unit yang tidak akan dipahami
secara menyeluruh hanya dengan mengalisis bagian-bagiannya saja. Berdasarkan pengalamannya
sebagai ahli saraf, Goldstein memberikan bukti yang meyakinkan bahwa organisme
manusia beroperasi sebagai suatu yang terintegrasi, keseluruhan yang interaktif
bukan suatu bagian yang terpisah-pisah.
Struktur Organisme
Organisme
terdiri atas anggota yang satu sama lain berhubungan dalam struktur arti
tertentu, anggota-anggota ini tidak akan terlepas dan terpisah satu sama lain
kecuali dalam keadaan yang tidak normal atau sangat dibuat-buat, misalnya dalam
ketakutan yang amat sangat. Organisasi pokok daripada fungsinya organisme yaitu
bentuk (gestalt, figure) dan dasar. suatu bentuk yaitu setiap proses
yang timbul dan muncul dari suatu dasar yang merupakan latar belakangnya
misalnya ketika kita melihat suatu objek dalam kamar maka objek itu adalah
bentuk (gestaltnya) sedangkan keadaan kamar yang lain adalah latar belakangnya.
Gestalt mempunyai latar batas-batas yang membedakanya dari lainnya, sedangkan
latar belakangnya tidak.
Pada organisme,
suatu anggota organisme mungkin muncul menjadi Gestalt, sedangkan sisanya
menjadi latar belakangnya. Hal tersebut ditentukan oleh tugas yang dilakukan
oleh organisme pada sesuatu waktu atau keadaan. Misalnya kalau seseorang dalam
keadaan lapar dan dihadapkan pada mencari makan maka segala proses yang akan
membantu terpenuhnya tugas tersebut akan muncul sebagai Gestalt. Hal tersebut
mungkin berbentuk ingatan mengenai dimana makanan itu pernah didapatnya dahulu
(menjangkau kemasa lampau), atau mungkin pengamatan terhadap makanan yang ada
disekitarnya (masa kini), atau perbuatan yang sekiranya akan menghasilkan
makanan (menjangkau kemasa depan). Namun jika sekiranya organisme itu mengalami
perubahan, maka yang terjadi Gestalt juga akan berubah. misalnya organisme yang
lapar itu menjadi sangat katakutan, maka menjadi ketakutaan itulah yang menjadi
Gestalt.
Figur/gestalt mempunyai batas tertentu atau garis batas
yang mengelilinginya dan memisahkannya dari lingkungannya. Sedangkan latar
belakang bersifat kontinu; ia tidak hanya mengelilingi figur tetapi terus
membentang di belakangnya.
Figur dibedakan menjadi dua, yakni :
1.
Figur Alamiah
Secara fungsional
terletak pada latar belakang keseluruhan organisme. Goldstein menyatakan bahwa
suatu bentuk adalah alamiah jika figur tersebut mencerminkan pilihan orang yang
bersangkutan, dan jika tingkah laku yang ditimbulkan bersifat teratur,
fleksibel dan sesuai dengan situasi.
2.
Figur tidak Alamiah
Terpisah dari seluruh
organisme dan latar belakangnya juga terpisah. Hal ini disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa traumatik dan oleh latihan-latihan dalam keadaan yang tidak
memiliki makna bagi individu.
Dalam hal ini Goldstein menekankan sifat fleksibel dan plastis
proses-proses wajar yang berlawanan dengan sifat kaku proses tak wajar, ia juga
mengakui bahwa aktivitas yang disenangi bisa menjadi tetapi konstan selama
hidupnya tanpa kehilangan hubungan yang erat dengan seluruh organisme
seluruhnya. Contoh figur yang tidak wajar, seorang anak kecil yang menghafal
syair-syair lagu dan menyanyikannya tanpa mengetahui apa yang dinyanyikannya.
Goldstein membedakan antara Gestalt yang wajar dan
Gestalt yang tak wajar. Gestal wajar adalah Gestalt yang secara
fungsional terdapat totalitas organisme sebagai latar belakang, sedangkan Gestalt
tak wajar adalah Gestalt yang terpisah dari keseluruhan organisme dan yang
latar belakangnya juga bagian dari pada organisme yang terpisah (terisolasi).
Gestalt yang tak wajar timbul sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang
traumatis atau latihan yang berulang-ulang yang tak ada artinya bagi pribadi
yang bersangkutan (drill yang mekanis). karena pendapat yang demikian itu maka
Goldstein beranggapan bahwa eksperimen-eksperimen mengenai perangsang dan
reaksi (sebagai bagian yang terisolasi) itu sedikit sekali artinya untuk
memahami organisme.
Goldstein mengemukakan bahwa sesuatu Gestalt akan
bersifat wajar kalau menunjukan pilihan si pribadi sendiri dan bila tingkah
laku yang dijalankan bersifat teratur fleksibel dan sesuai dengan situasi. Dan
suatu Gestalt akan bersifat tidak wajar kalau tugas dipaksakan dengan terhadap
pribadi dan bila tingkah laku yang dijalankan tegar dan mekanis.
misalnya orang yang dihipnotis, dia mungkin melakukan berbagai perbuatan atas
suruhan si hipnotis tingkah lakunya itu adalah tidak wajar karena diasosiasikan
dari kepribadian yang tidak normal. apa yang dilakukannya itu sebenarnya tidak
menjelmakan pilihanya, melainkan pilihan si hipnotis, tingkah lakunya banyak
sekali yang tidak sesuai dengan situasi. orang yang terhipnotis itu lebih merupakan
otomat daripada pribadi.
Goldstein membedakan tiga macam tingkah laku, yaitu
:
1. perbuatan sekehendak,
yaitu aktivitas yang dilakukan secara sadar
2. sikap yang mencangkup
perasaan, suasana hati, dan lain-lain pengalaman batin
3. proses, yaitu
fungsi-fungsi jasmaniah yang hanya dapat dihayati secara tak langsung.
Perbedaan
struktural yang lain yang dilakukan oleh Goldstein adalah perbedaan antara
tingkah laku dan tingkah laku abstrak. tingkah laku konkret berupa bereaksi
terhadap perangsang dengan cara yang otomatis atau langsung, sedangkan tingkah
laku abstrak adalah aksi terhadap perangsang oleh organisme. misalnya kalau
seseorang menghadapi sesuatu perangsang, ia bertingkah laku konkret jika
sekiranya ia bereaki terhadap perangsang tersebut sebagaimana adanya pada waktu
itu, sedangkan ia bertingkah laku abstrak jika sekiranya ia berpikir tentang
pola perangsang itu. jadi perbedaaan antara tingkah laku abstrak adalah
perbedaan antara reaksi langsung terhadap perangsang dan reaksi terhadap
perangsangtersebut setelah setelah memikirkannya.
Dinamika Organisme
Pengertian-pengertian untuk membahas dinamika adalah : (Suryabrata,
1983).
1.
Proses
Ekualisasi
Goldstein
merumuskan bahwa banyaknya energi dalam organisme adalah tetap (konstan) dan
cenderung untuk terbagi rata pada seluruh organisme. apabila ada perangsang,
maka keadaan merata ini akan tergangu, sebab energi akan memusat pada bagian
atau fungsi khusus tertentu dalam organisme, dan ini mendorong organisme untuk
melakukan tingkah laku supaya energi kembali merata lagi, kambali kedalam
keadaan energi terbagi merata atau keadaan seimbang inilah yang disebut proses
ekualisasi.
Menurut Goldstein, ia tidak yakin bahwa sumber gangguan terutama terletak
dalam faktor intraorganik, kecuali dalam keadaan tidak normal dan keadaan
katastrofik yang menyebabkan isolasi dan konflik batin. Menurutnya, dalam
keadaan serasi organisme akan selalu dalam keadaan seimbang.
2.
Aktualisasi
Diri
Aktualisasi diri ini adalah
motif pokok, atau malah salah satunya motif yang mendorong tingkah laku
individu (organisme). yang nampak dorongan-dorongan yang berbeda-beda seperti
misalnya dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya
hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok, yaitu aktualisasi diri. Apabila
seseorang lapar, dia mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin
tahu, dia mengaktualisasikan diri dengan belajar.
Pemuasan setiap kebutuhan tertentu berada pada bagian terdepan bila
menjadi syarat bagi realisasi diri dari seluruh organisme. Aktualisasi diri
adalah kecenderungan kreatif dari kodrat manusia. Hal tersebut merupakan
prinsip organic yang menyebabkan organisme berkembang dengan lebih penuh dan
lebih sempurna.
3.
“Perjumpaan”
dengan Lingkungan
Sebagai
seorang tokoh aliran organismik Goldstein menekankan pentingnya faktor dalam
sebagai determinan tingkah laku serta prinsip bahwa organisme mendapatkan
lingkungan yang paling serasi untuk aktualisasi diri, namun tidak berpendirian
ekstrem dan menganggap individu umum terhadap pengaruh luar. Goldstein mengakui
pentingnya dunia objektif, baik sebagai sumber gangguan yang harus diatasi
individu maupun sebagai sumber pelengkap (supply) yang dipergunakan individu
untuk memenuhi cita-citanya. jadi, lingkungan menggangu organisme dengan
merangsangnya sehingga perkembangan organisnya terganggu, pada sisi lain
organisme yang terganggu keseimbangannya itu mencari dalam lingkungan apa yang
dibutuhkannya supaya dapat mendapatkan keseimbangan batinnya. Dengan kata
lain ada interaksi antara organisme dan lingkungan.
Perkembangan Organisme
Perkembangan menurut
Goldstein adalah terbentuknya pola-pola tingkah laku baru
(percakapan - percakapan baru) yang dapat dipergunakan oleh individu untuk
memenuhi kebutuhannya yang timbul karena lingkungan tertentu dan dipenuhi oleh
lingkungan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar