Pengertian
Stres Kerja
Dalam bekerja hampir setiap orang mempunyai stres yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Menurut Beer dan Newman (dalam Luthans,
1998), stres kerja adalah suatu
kondisi yang muncul akibat
interaksi antara individu dengan
pekerjaan mereka, dimana terdapat ketidaksesuaian karakteristik dan
perubahan-perubahan yang tidak jelas yang terjadi dalam perusahaan.
Gibson dkk (1996), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu
tanggapan penyesuaian diperantarai oleh
perbedaan-perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan
kepada seseorang.
Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan
stres sebagai respon adaptif dihubungkan oleh karaktersitik dan atau proses
psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan
eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis/fisik
khusus pada seseorang.
Charles D, Spielberger (dalam Handoyo,
2001) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai
seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri
seseorang.
Menurut Hager (1999), stres sangat
bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada
keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya.
Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu
mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau
tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang
dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian
terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari
situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap
stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu
peristiwa.
Stres kerja menurut Kahn, dkk (dalam Cooper, 2003) merupakan
suatu proses yang kompleks,
bervariasi, dan dinamis
dimana stressor, pandangan tentang stres itu sendiri, respon
singkat, dampak kesehatan, dan variabel- variabelnya saling berkaitan. Selye (dalam
Rice, 1992) menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau
stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis,
psikologis, dan perilaku.
“Morgan & King (1986) say that job stress “as an
internal state which can be caused by physical demands on the body (disease
conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by
environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful,
uncontrollable, or exceeding our resources for coping & rdquo”
Definisi stres kerja menurut Morgan & King (1986) adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik,
atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol. Cooper (1994) juga mengatakan bahwa stres kerja juga didefinisikan
sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat
ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan
pegawai.
Beehr dan Franz (dalam Retnaningtyas, 2005), mendefinisikan
stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak
nyaman atau tegang karena pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja
tertentu. Ditambahkan lagi oleh Caplan, et al (dalam Rice, 1992) yang
mengatakan bahwa stres kerja diakibatkan oleh jenis kerja yang mengancam
pegawai.
Sondang Siagian (2008) menyatakan bahwa stres merupakan
kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi
fisik seseorang. Stres yang tidak bisa di atasi denganbaik biasanya berakibat
pada ketikmampuan orang beriteraksu secara positif dengan lingkungannya, baik
dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya. Artinya, karyawan yang
bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya
berpengaruh pada prestasi kerja.
Beberapa aspek penting yang perlu disoroti dalam stres
kerja, yaitu :
1. Urusan stres
yang dialami melibatkan
juga pihak organisasi
atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya
di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan
masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja
Rousseau (dalam Rice, 1992).
2. Mengakibatkan
dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu (Rice, 1992).
3. Memerlukan
kerjasama antara kedua belah pihak
untuk menyelesaikan persoalan
stres tersebut (Ivancevich, Matteson, Freedman, & Phillips, (dalam Rice,
1992).
Stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. Selye (dalam Rice, 1992) membedakan stres menjadi 2 yaitu distress (respon terhadap hal-hal atau kejadian yang bersifat negative) yang destruktif dan eustress (respon terhadap hal-hal atau kejadian yang bersifat positif) yang merupakan kekuatan positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif, namun, pada umumnya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh stres kerja memiliki lebih banyak dampak yang merugikan diri pegawai maupun perusahaan. Dampak merugikan yang diakibatkan oleh stres disebut juga dengan distress (Selye dalam Rice, 1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar