Teori Belajar Behaviorisme
Oleh
Dara Ainy
Behavior merupakan
salah satu mahzab dalam psikologi, mahzab ini telah ada sejak lama dan hingga
kini masih diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu belajar adalah
semua aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.Dalam
tulisan kali ini saya akan membahas mengenai teori belajar dari sudut pandang
behavior.
Dari
sudut pandang behaviorisme learning is a
relatively enduring change in observable behavior that occurs as a
result of experience. Dari pengertian ini mencakup 3 hal penting yakni;
·
Relatively
enduring atau relatif menetap yang bersifat temporal.
·
Observable
behavior yakni perilaku yang dapat teramati, disini proses kognitif tidak
termasuk kedalamnya.
·
Result
of experience atau hasil dari pengalaman, dimana
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar dipengaruhi oleh lingkungan.
Sementara
itu dalam teori belajar behaviorisme terdapat 3 jenis yaitu:
·
Contiguity.
Belajar yang terjadi melalui contiguity
atau pasangan sederhana dari Stimulus
dan Respon, sehingga berulangkali terjadi secara bersamaan. Sebagai
contoh Jika seseorang bertanya “7 X 5 =…..” Anda akan segera menjawab“35”
·
Cllassical
Conditioning. Yaitu suatu bentuk belajar di mana
individu belajar untuk memproduksi respon emosional atau fisiologis yang tidak
disengaja yang sama dengan respon reflek
(instintive or reflekive response). Contoh: seorang
siswa gagal dalam kuis IPA, lalu dia merasa kecewa dan cemas. Sehingga dikemudian hari dia merasa cemas
lagi pada kuis berikutnya
·
Operant conditioning. Merupakan suatu bentuk belajar dimana
sebuah respon berubah dalam frekuensi
dan waktu sebagai hasil dari konsekuensi. Menurut aliran ini,
konsekuensi dari perilaku terbagi menjadi dua, yaitu reinforcement dan punishment.
Reaksi siswa lebih
dikontrol oleh konsekuensi suatu perilaku dari pada oleh kejadian yang
mendahuluinya. Contoh: Pujian
guru setelah siswa mengerjakan tugas dengan benar merupakan reinforcement
atau memberikan punishment dengan
menyuruh membersihkan kelas ketika siswa menggangu teman sekelasnya yang sedang
belajar.
Teori belajar behaviorisme
mudah untuk diterapkan, namun tidak terlepas dari kritik diantaranya siswa bersifat pasif, behaviorisme tidak bisa menjelaskan higher-order functions,
seperti bahasa dan juga behaviorism lebih berperan sebagai sebuah alat untuk mengontrol siswa dari
pada membantu siswa untuk belajar mengontrol perilakunya
sendiri.
Secara umum tanpa kita
sadari atau tidak teori belajar behaviorisme ini sering kita gunakan dalam
proses belajar-mengajar. Semoga setelah mengetahui seperti apa teori belajar
behaviorisme ini kita dapat mengaplikasikannya dalam situasi dan kondisi
tertentu yang sekiranya tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar