Kamis, 17 Januari 2013

Expectancy Theory



Expectancy Theory
Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian teori ini diperluas oleh Porter dan Lawler. Keith Davis (1985: 65) mengemukakan bahwa Vroom explains that motivation is a product of how much one wants something and one's estimate of the probability that a certain will lead to it". Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya. Pernyataan di atas berhubungan dengan rumus di bawah ini:
Valensi x Harapan x Instrumen = Motivasi
Keterangan:
·         Velensi merupakan kekuatan hasrat seseorang untuk mencapai sesuatu.
·         Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu
·         Motivasi merupakan kekuatan dorongan yang mempunyai arah pada tujuan tertentu.
·         Instrumen merupakan insentif atau penghargaan yang akan diberikan.
Valensi lebih menguatkan pilihan seorang pegawai untuk suatu hasil. Jika seorang pegawai mempunyai keinginan yang kuat untuk suatu kemajuan, maka berarti valensi pegawai tersebut tinggi untuk suatu kemajuan. Valensi timbul dari internal pegawai yang dikondisikan dengan pengalaman. Selanjutnya Keith Davis (1985: 66) mengemukakan bahwa "Expectancy is the strength of belief that an act will be followed by particular outcomes. It represents employee judgement of the probability that achieving one result will lead it another result. Since expectancy is action outcome association, it may range from 0 to 1 . If an employee see no probability that an act will lead to a particular outcome, then expentancy is At the other extreme, if the action outcome relationship indicates certenly, then expentancy has a value of one. Normally employee expentancy is somewhere between these two extremes."
Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya. Pengharapan merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range 0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil maka harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara normal adalah di antara 0-1. Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan teori harapan ini dapat diperhatikan pada bagan berikut:
Keterangan:
Produk dari valensi dan harapan adalah motivasi yang meningkatkan dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan aksi dalam mencapai tujuannya. Aksinya dapat dilakukan pegawai dengan cara berusaha lebih besar atau mengikuti kursus pelatihan. Hasil yang akan dicapai secara primer adalah promosi jabatan dan gaji lebih tinggi. Hasil sekundernya, antara lain status menjadi lebih tinggi, pengenalan kembali, keputusan pembelian produk, dan pelayanan keinginan keluarga. Dengan demikian, lebih besar dorongan pegawai dalam mencapai kepuasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar