Kamis, 17 Januari 2013

Achievement Theory (Teori Kebutuhan Mc.Clelland)



Achievement Theory
Prof. Dr. David C. Mc.Clelland, seorang ahli psikologi bangsa Amerika dari Universitas Harvard, dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh "virus mental" yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) dorongan kebutuhan, yaitu:
·         Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi), merupakan kebutuhan untuk mencapi sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalm diri sesorang. Kebutuhan ini berhubungan erat denagn pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha ntuk mencapai prestasi tertentu.
·         Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan), merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongn dalam hubungannya denagn orang lain. kebutuhan ini mengarahkan tinkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengn orang lain.

Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu), merupakan kebutuhan untuk menguaasai dan mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi dominan dan pengontrol. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan kurang memperdulikan perasan orang lain.
Berdasarkan teori Mc.Clelland tersebut sangat penting dibinanya virus mental manajer dengan cara mengembangkan potensi mereka melalui lingkungan kerja secara efektif agar terwujudnya produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan utama organisasi.
Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Hal ini sesuai dengan pendapat Jhonson (1984:101) yang mengemukakan bahwa: "Achievement motive is impetus to do well relative to some standard of excellence".
Sebagai contoh, manajer yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung akan bekerja sebaik-baiknya agar dapat mencapai prestasi kerja dengan predikat terpuji. David C. Mc.Clelland (1961:112) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu:
1.      Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2.      Berani mengambil dan memikul resiko.
3.      Memiliki tujuan yang realistik.
4.      Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5.      Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.
6.      Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward Murray (1957) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut:
·         Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
·         Melakukkan sesuatu dengan mencapai kesuksesan.
·         Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan.
·         Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu.
·         Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan.
·         Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti.
·         Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.
Berdasarkan pendapat Mc.Clelland dan Edward Murray, dapat dikemukakan bahwa karakteristik manajer yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi antara lain:
·         Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
·  Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang relistik serta berjuang untuk merealisasikannya.
·         Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapinya.
·         Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan.
·         Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.
Karakteristik manajer yang motif berprestasinya rendah dapat dikemukakan antara lain:
·         Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau kegiatan.
·    Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik, serta lemah melaksanakannya.
·         Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
·         Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
·         Tindakannya kurang terarah pada tujuan.

3 komentar: