Skripsi: Job Insecurity (ketidakamanan kerja)

Kali ini saya akan memberikan salah satu variabel yang saya teliti dalam tugas akhir saya (re:skripsi). Pada saat mencari judul mengenai penelitian apa yang akan saya lakukan, saya sangat tertarik sekali dengan buruh, entah mengapa saya tertarik tetapi yang pasti saya bercita-cita menjadi seorang manager HR yang berpihak pada buruh / pekerja jadi saya mulai melakukan studi literatur sehingga tercetuslah untuk meneliti mengenai job insecurity. Selanjutnya saya mencari buku-buku dan jurnal mengenai job insecurity atau ketidakamanan kerja. Ternyata cukup sulit menemukan buku di perpustakaan bahkan e-book mengenai job insecurity pun sulit ditemukan, akhirnya saya memutuskan untuk merubah variabel terikat atau dependent variable (DV) yang akan saya teliti.

Dan akhirnya pilihan saya jatuh kepada komitmen organisasi. Kebetulan untuk variabel ini tidak ada kesulitan mencari referensi bahkan saya menemukan jurnal yang bisa dibilang jurnal utama yang meneliti konstruk komitmen organisasi ini, yaitu penelitian yang dilakukan Allen & Mayer di tahun 1990.
Dengan segenap keyakinan saya meyakinkan diri untuk meneliti tentang afektif komitmen organisasi. Dan ternyata di fakultas psikologi dimana saya berkuliah sudah banyak sekali skripsi yang meneliti mengenai komitmen organisasi, sehingga banyak dosen yang menganjurkan untuk meneliti variabel lain *nangis di pojokan* padahal udah susah payah ngumpulin referensi dan jurnal ngeprint jurnal rratusan lembar dan hasilnya sangat tidak memuaskan *galau mode on*.

Setelah menyepi beberapa hari akhirnya saya mulai melirik variabel job insecurity yang sebelumnya sempat saya tolak. Saya mulai mencari antecedent dari variabel tersebut, dan ternyata ada variabel psikologinya juga *loncat-loncat kesenengan* walaupun hanya sedikit yang menelitinya, tapi dengan keyakinan saya akhirnya mulai mencari-cari deh, browsing di mbah google mbah paling kece dan dengan susah payah akhirnya saya menemukan jurnal dimana konstruk job insecurity dicetuskan, artinya sebelum ada penelitian jurnal ini para peneliti belum memiliki kesepakatan mengenai kontruk job insecurity yang hingga sekarang masih diteliti dan jurnal tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Greenhalg dan Rosenblatt ditahun 1984 *saya belum lahir tahun segitu*. Sebenarnya, salah satu tujuan saya menulis ini adalah untuk memberikan informasi mengenai job insecurity ini, karena kebetulan job insecurity masih sangat sedikit sekali (re: langka) diteliti di Indonesia, adapun selama ini hanya dijadikan variabel bebas atau independent variable (IV) saja, tetapi saya sempat menemukan ada yang mengambil DV job insecurity tetapi itu bukan skripsi melainkan thesis. Agak bangga juga sih kalau desain penelitian saya sekelas thesis *hahaha*. Dengan segela resiko saya mulai penelitian saya ini.

Okay kita masuk mengenai job insecurity. Job insecurity merupakan kondisi ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam situasi kerja yang mengancam (Greenhalg & Rosenblatt, 1984). Job insecurity atau disebut juga ketidakamanan kerja, saya tahu dari salah satu buku terjemahan dimana dilamnya memuat sekitar dua paragraf dari satu buku tebal mengenai job insecurity, jadi bisa dibayangkan memang sulit sekali yaaa bukuyang menjelaskan job insecurity. 

Sebenarnya saya agak kurang setuju jika job insecurity diterjemahkan menjadi ketidakamana kerja, karena istilah ketidakamanan kerja bisa bermakna ambigu, seperti instruksi tes proyektif yang instruksinya sangat bisa memunculkan ambiguitas, seperti 'Tree Test", instruknya adalah kita diminta menggambar pohon, nah pasti kita bingung kan gambar pohon apa yaa, pohonnya besar apa kecil, pohonnya harus pakai akar atau tidak, nah sama dengan istilah ketidakamanan kerja, nah pasti kita bingung gak aman kerjanya karena apa yaa, apa karena di kantornya banyak maling atau atasannya galak atau takut di PHK tiba-tiba atau tempat kerjanya rentan akan kecelakaan kerja seperti kerja di proyek maka dari itu saya sangat tidak setuju dengan istilah ini, karena pada dasarnya job insecurity merupakan kekhawatiran akan keberlangsungan pekerjaannya dimasa depan, kira-kira kalau diungkapkan dengan kata-kata "jangan-jangan besok saya dipecat/jangan-jangan saya bisa kena PHK/ aduh saya takut gak bisa kerja lama di perusahaan ini" nah kira-kira seperti itulah, makanya saya lebih memilih menggunakan istilah job insecurity dibandingkan ketidakamanan kerja.

Untuk kalian yang tertarik untuk meneliti job insecurity tidak usah khawatir karena job insecurity atau JI (saya akan menggunakan istilah JI untuk menyebutkan job insecurity selanjutnya)ada alat ukur baku yang dibuat oleh Ashford et al (1989), mengapa saya mencantumkan peneliti dan tahunnya, karena sumber yang saya baca adalah ilmiah. Nama alat ukurnya adalah "Job Insecurity Scale" (JIS), yakni alat ukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 5 point, keseluruhan item berjumlah 57, adapun alat ukur ini didasarkan pada teori utama Greenhalg & Rosenbllatt (1984), yang menarik dari alat ukur ini adalah mengenai skoring dari JIS, dimana Ashford et al (1989) menggunakan rumus ekspektasi valenci dimana mengalikan antara harapan dengan kenyataan.
Nah kalau skripsi saya sendiri tidak menggunakan teori utama dari Greenhalg & Rosenblatt (1984) ataupu alat ukur yang dibuat oleh Ashford et al (1989), alasannaya adalah:

• Teorinya sudah agak jadul atau lama
• untuk alat ukurnya agak kurang sesuai dengan sampel penelitian saya, yakni tenaga kerja kontrak.

Pasti penasaran kan saya pakai teori siapaaa?

Okay karena saya berbaik hati, saya akan memberi tahu yaaaa....

Saya menggunakan teori utama JI dari De Witte (2005), yuhuuuu masih gresss dong teorinya, kebetulan saya sangat tertarik dengan Prof. Hans De Witte ini, karena beliau adalah salah satu peneliti yang concern dibidang well being, stess kerja, JI dsb. Menurut De Witte (2005) JI adalah perasaan terancam akan kehilangan pekerjaan dan kekhawatiran yang berkaitan dengan ancaman. Menurutnya, JI terdiri dari dua dimensi yakni kognitif dan afektif dan beliau sempat membuat alat ukurnya, tetapi kemudian beliau dan team sepakat bahwa JI ini bersifat unidimensional atau hanya satu dimensi, tetapi didalam dimensi tersebut sudah terdapat komponen kognitif dan afektifnya *ini yang paling baru* dan beliau pun membuat alat ukur terbaru yang sesuai dengan konstruk yang baru, namanya 'Job Insecurity Scale" (JIS), nama alat ukurnya sama dengan yang dibuat oleh Ashford etal (1989), nah alat ukur inilah yang saya gunakan dalam skripsi saya, alat ukurnya menggunakan skala likert dengan rentang 5 point, terdiri dari 4 item *iya cuma 4 item, sedikit kan* dan sudah diuji validitasnya di 5 negara yang berbeda dan telah dilaihbahasakan ke 4 bahasa yang berbeda. Dan nanti setelah skripsi saya selesai, saya akan menjadi orang yang mengalihbahasakan ke bahasa yang ke 5, yakni Bahasa Indonesia *merdekaa*. Kebetulan, pada saat saya mencari alat ukur ini saya sulit menemukannya, padahal saya sudah mencari di situs APA (American psychological association) karena kebetulan perpustakaan fakultas saya sudah berlangganan jurnal APA dan beberapa situs penyedia jurnal lainnya, tapi sulit sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk coba kontak penelitinya menggunakan email dan sehari setelah saya mengirim email ke Prof Hans De Witte, ternyata email saya dibalas dan beliau sangat welcome, serta memberikan alat ukur dan beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian saya *ternyata peneliti diluar sangat welcome ketika ada orang yang tertarik akan penelitiannya* dan meminta saya untuk mengabarkan mengenai hasilnya nanti. Dan alat ukur JIS tersebut dimuat dijurnal tahun 2013 dan setelah saya cek harganya lumayan kalau kita download di situs penyedia jurnalnyaa, yaa kira-kira satu jurnalnya sekitar ratusan ribuu *huhuu mahal yaa dan saya dapet gratis langsung dari penelitinya *OMG orang Indonesia memang suka yang gratisan yaaaa... Untuk aja gratisnya tanpa syarat dan ketentuan yang berlaku hihihi*

Kembali ke JI, jadi JI ini sebenarnya banyak mempengaruhi variabel kerja kaya turnover, kepuasan kerja, komitmen organisasi, kesehatan mental, dll (Sverke et al, 2002). Makanya JI ini penting diteliti yaaa..
 
Kalau di luar negri JI ini sudah banyak diteliti di tahun 90-an, di Indonesia sekarang aja masih jarang yaaa, dan dari pengamatan saya diluar negri sekarang lebih suka meneliti JI pada white collar worker bukan lagi blue collar worker. tetapi karena bisa dibilang tahun 2012-2013 itu revolusi buruh, makanya saya tertarik untuk melihat JI pada buruh, sebenarnya saya mengambil sampel penelitianya tenaga kerja kontrak di pabrik, jadi bisa dianggap mayoritas adalah buruh (labour).
Nah kira-kira seperti itulah skripsi saya tentang JI pada tenaga kerja kontrak, sekian dan terima kasih.



Untuk request jurnal JI silahkan follow blog ini terlebih dahulu dan kirim email ke dara.airay@gmail.com dengan subject "Request Jurnal". Karena kesibukan apabila belum juga dibalas oleh saya silahkan reminder kembali ke email tersebut, karena saya sangat senang dapat share tentang JI ini.